Sabtu, 24 Desember 2011

MENIKMATI INDAHNYA JAKARTA DI PULAU TIDUNG



Panas, macet, sumpek, berdebu dimusim panas dan banjir dimusim kemarau, mungkin itulah sederetan problema yang telah menjadi paket harian bagi warga DKI Jakarta. Namun Jakarta pun memiliki tempat yang mungkin bisa menjadi obat pelepas lelah dan rasa penat bagi para korban paketan problema ibu kota yang tak kunjung usai itu. Kepulauan Seribu menyajikan berbagai tempat indah yang ada di wilayah sekitar Jakarta, salah satunya Pulau Tidung.
Berangkat dari dermaga Muara Angke, saya dan teman teman melaju menyusuri laut untuk bersinggah ke Pulau Tidung. Kapal sederhana bertingkat dua yang telah di padati penumpang mengantarkan kami menuju pulau yang mulai masuk dalam daftar tempat tujuan masyarakat untuk berlibur. Waktu yang harus ditempuh untuk sampai ke Pulau Tidung kurang lebih sekitar dua jam. Desiran ombak serta tiupan angin menjadi teman akrab selama perjalanan. Burung burung terlihat  beterbangan gembira dilangit sambil menikmati pemandangan indah laut serta ikut menatap pulau pulau yang terbentang dan menyapa kami dari jauh dengan lambaian pohonnya.
Dua jam berlalu, Pulau Tidung pun telah nampak di depan mata. Ucapan selamat datang pun menyambut hangat kedatangan kami. Home stay yang telah di booking jauh hari sebelumnya, menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat sebentar sambil melepas lelahnya perjalanan. Tak lama kemudian, saya pun langsung berkeliling Pulau Tidung bersama tiga orang teman. Ayuhan kaki di pedal sepeda, mengantarkan mata ini untuk terus menikmati pemandangan indah yang menjadi sajian utama yang diburu para pengunjungnya. Bentangan laut terlihat seperti tak ada ujungnya, biru air laut membuat siapa saja ingin menyeburkan diri kedalamnya, serta di tambah putihnya pasir pantai menjadi tempat yang pas untuk mengabadikan gambar. Momen ini tak kami sia-sia kan, satu dua gambar hasil jepretan kamera telah menjadi bukti bahwa kami pernah menikmati indahnya alam ditempat ini. 
Belum selesai sampai di situ, kami pun tak lupa untuk ber-snorkeling untu menjadi saksi indahnya alam bawah laut. Namun, snorkeling tak kami lakukan di Pulau ini, melainkan ditiga pulau yang merupakan tetangga dekat dari Pulau Tidung, yakni Pulau Karang Beras, Pulau Air, dan Pulau Payung. Woooow Amazing!! Terumbu karang indah yang tersaji di bawah laut menjadi objek utama yang membuat diri ini ingin terus menyelam.  Ikan-ikan kecil nan cantik yang berlalu lalang menjadi teman kami untuk terus menikmati keindahan yang tersembunyi dibawah selimut permukaan air laut. Memang sungguh pemandangan yang terlalu indah untuk dilewatkan. Betapa hebatnya Sang arsitektur jagad raya ini, mampu menghadirkan keindahan keindahan alam ini yang tak ada habisnya. Subhanallah.. Lelah ber-senokeling kami pun kembali ke home stay.
Malam datang, sang rembulan menggantikan peran sang surya untuk memberikan cahayanya bagi penghuni bumi ini. Pantai pun menjadi tempat yang cocok untuk menikmati hidangan malam. Ikan bakar berselimut bumbu kecapnya yang khas menjadi menu spesial malam ini. Angin laut yang terus menerpa membuat perut ini tak sabar ingin mendapat asupan. Santap malam pun kian hangat di temani desiran ombak pinggir pantai dan canda tawa yang menjadi penghias, serta bulan yang entah mengapa sedikit demi sedikit membenamkan dirinya, hingga akhirnya terjadi gerhana bulan. Sungguh momen yang jarang terjadi bisa menyaksikan gerhana bulan dari pinggir pantai. Durian pun menjadi penutup santap malam kami kali ini.
Pagi hari menyapa kami yang tertidur lelap setelah seharian menghabiskan waktu untuk menikmati Pulau Tidung. Setelah mata terbuka dan air yang membasahi wajah memberikan kesegarannya untuk menghilangkan rasa kantuk, kaki ini langsung bergegas menuju Jembatan Cinta. Ratusan pengunjung lainnya pun berbondong bondong memadati jalan seakan tak mau melewati sunrise di Jembatan Cinta.
Jembatan yang hanya terbuat dari kayu tersebut memang menghadirkan pemandangan yang tak kalah menarik. Air laut yang jernih mampu ditembus oleh pandangan mata untuk melihat keindahan terumbu karang di dalamnya. Terus menyusuri jembatan hingga akhirnya tiba di Pulau Tidung kecil yang masih di lebati pepohonan namun tak kalah menarik untuk mengabadikan gambar di tempat tersebut. Perjalanan pagi hari yang lumayan jauh cukup menguras energi. Sebelum pulang, kami pun menyantap buah kelapa di pinggir pantai sebagai penghilang dahaga sekaligus sebagai penutup kunjungan kali ini.